Fauna sering juga diartikan dunia
hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman
tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini.
Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang
dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang
ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan
Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia.
Indonesia bagian timur, Papua, dan pulaupulau di sekitarnya pernah menjadi satu
dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau
di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah
yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
Berikut ini pembagian persebaran fauna
di Indonesia:
1.
Pembagian Fauna
Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:
o tapir terdapat
di Sumatra dan Kalimantan,
o banteng terdapat di
Jawa dan Kalimantan,
o kera gibon terdapat
di Sumatra dan Kalimantan,
o orang hutanterdapat
di Sumatra Utara dan Kalimantan,
o beruang terdapat di
Sumatra dan Kalimantan,
o badak terdapat di
Sumatra dan Jawa ,
o gajah terdapat di
Sumatra (berpindah-pindah),
o siamang terdapat di
Sumatra,
o kijang terdapat di
Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
o harimau loreng
terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di
Jawa, Bali, dan Madura,
o kancil terdapat di
Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
o trenggiling banyak
terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
o jalak Bali terdapat
di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan
lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan),
singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba
(terdapat di Kalimantan).
Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
o Burung, terdiri
atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
o Amfibi, terdiri atas
katak pohon, katak terbang, dan katak air.
o Berbagai jenis
serangga.
o Berbagai jenis ikan.
o Mamalia, terdiri atas
kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat
berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
o Reptilia, terdiri
atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
o Mamalia,
terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.
o Reptilia, terdiri
atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
o Amfibi, terdiri atas
katak pohon, katak terbang, dan katak air.
o Berbagai macam
burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
2.
Pembagian Fauna
Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput.
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput.
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
3.
Pembagian Fauna
Menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia.
Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia.
Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
Sumber: http://www.zonasiswa.com/2014/10/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia.html
No comments:
Post a Comment